Sabtu, 24 September 2022

Pendidikan Kaum Tertindas Di Papua

 

Sumber : Internet - Sala satu sekolah tingkat dasar sedang melakukan proses pembelajaran secara  tatap muka dengan guru pengajar,  di kelas 4 (empat) siswa/i yang hadirin sebanyak 12 orang jiwa akan berjalan baik dan aktif *

 






Oleh:  Gipedy-Gipedy*



Komunitaspelajarpapua  COM___Yang  sudah  memiliki pengetahuan maupun harta   harus di jaga dari sekarang namun  praktek diri nantinya   sulit ketika suatu saat nanti  dosen memberikan  kepada  anda  membuatkan seperti;  simulasi, makalah, korang dll. setiap hari sesuai pada jam KBM (kampus belajar, mengajar)  ke kelas bahkan lingkungan hidup.


Mengapa, Dilihatkan situasi perkembangan dini di Papua yang sedang terjadi, "baik itu. Lingkungan sekolah ataupun  diluar kampus sedangkan Setiap wilayah seluruh di Indonesia,  'tidak pengalangan, jika Negara Belanda masuk ke Papua tanpa adanya  menerangi    dunia gelap. "Penerapannya.


Demikian pula Saya yakni  hal  seperti itu realitasnya karena mengapakah,  anak anak mudah Papua di saat ini bertahan dengan adanya  ingin mau belajar berbahasa Inggris tentunya,  ludah Negara berharga  Belanda  meletakan tanah leluhur kami di tanah ini pada waktu yang sama.


Perlunya, mengapa, saya ingin katakan seperti begitu sebab situasi sekarang  terhadap tempat tinggal  hidup  bagi orang asli Papua sudah hancur dan tidak bisa berdaya lagi, baik itu. halaman berkeluarga marga terkhususNya, maupun    halaman wilayah pengantaran, sekabupaten di wilayah Meepago  melainkan Pesisir pantai maupun gunung.


 Apabila, di saat ini pun  semakin bermasalah terus  dalam lingkungan hidup di setiap  wilayah karena, sudah ada campur tangan dengan berbagai  golongan misalnya, Agama, Ras,  Suku dan Budaya,  namun dirinya, beruntung adalah ruang   sudah  hadir  membaca harus budayakan.

" Koreksi_Nya.  'agak sulitnya,   seorang  para  tamu ketika datang ke rumah mereka,   tanpaNya. adalah  baru mau menemukan  dengan teman sekolah  pada waktu dari SMA mereka dua masa" pelajar".


Disekitaran itu,  para Tamu melihat bahwa sempatnya.  berada sebanyak  satu warga, mereka adalah tidak bisa  mengunakan  bahasa Indonesia misalnya,   jika mereka gunakan satu bahasa saja, maka  pendengaran dari para tamu  berpikir anggapnya saja, disitu seseorang yang berada  sama seperti batu marmer yang keras  tidak bisa bersuara ketika manusia  menginjak diatas batu ini.


Lanjutnya, Gipedy,  Sebanyak satu warga,  tidak  bisa digunakan  bahasa Indonesia selaluNya   bahkan bahasa   inggris karena disitu satu orang pun   tidak pernah ambil satu Alangkah yang baik dalam pendidikan maupun pemerintah untuk menyelamatkan diri warga yang berada dalam  kegelapan ini. melainkan jikalau dalam satu wilayah atau   satu kampung,  'mereka,  satu orang dapat  berpendidikan mesti mereka juga akan tuk open  door  dunia pendidikan baru. 


Kemudian, Halangan besar semakin terjadi terhadap satu warga",  banyak orang  tak bisa bersuara melalui bahasa ini.  'apa lagi jaman ini pun pendidikan setiap wilayah sebanyak mungkin bahkan setiap kampung lebih dari 2 (dua) sekolah, namun,   sudah ada hal terjadinya  terhadap  masa pelajar kebanyakan siswa  nanggur lalu  pulang ke kampung untuk  alasan mereka apa? sesungguhnya,  sudah ambil menjadi dirinya nama baik  pendidikan di Medsos,   sebaliknya kekagetan  ada waktu untuk mempermainkan olehnya,  Dirinya sesudah usia tua,"  Kedepan.

"Di saatNya murid murid tersebut masing-masing, TK, SD,  SMP, hingga perguruan  tinggi (PT),  Sebelum tiba ke tempat teladan tujuanNya untuk akan menimbah berbagai  hidup  dan pertumbuhan diri kepada otak manusia dan dirinya  memperluas kan  seluruh tubuh dari rambut sampai kuku sedangkan    kadang sulit berbicara, namun inikan dirinya kurang praktek,  kedua belah pihak seperti  bibir manusia. sebagai pondasi,  siapa dia yang selalu di saat  bergoyang kedua bibir ini mesti berbicara pun akan  lancar baik, dan perkataan pun seseorang akan Menyukainya.   Rabu (21/09/2022). Pada pukul: 7.06. WP. Di Timika 


Kesimpulan - Soalnya saya tidak  promosi kelebihan dan kelemahan saya,   karena itu pembelajaran saya di setiap hari  dan pengambilan  materinya  tanpanya  ialah belajar mandiri   berkekurangan  yang  aku guna di saat ini betapa untuk merendahkan hati pikiran negatif,  mestinya banyak cara, namun kadang sulit, sedangkan, ketika kita berada lingkungan yang sama  maka itu tinggal satu sempat  lama kelamaan, beberapa bulan kemudian pasti merasa diri pun  mengundang hal tidak menyenangkan rasa semangat belajar,   itu realitasnya, kebanyakan mahasiswa/i  Adanya  terjadi  dalam hidup  kita, bukan dari baru saja, jika sala  boleh menyaksikan sendiri di setiap sekolah maupun  setiap kampus yang ada di Papua terkhususNya Di wilayah Meepago. "TutupNya.  (*) 


Report:   Sala satu  pelajar menyikapi perbedaan antara lain  kini di Mimika semakin tambah bergerak tanpa adanya aktivitas pergerakan  dan pemantauan menghancurkan lingkungan hidup* 




1 Komentar:

Pada 24 September 2022 pukul 21.01 , Blogger Gipedi-Gipedi mengatakan...

Ha

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda